Hal yang dirindukan di rumah: Sambal buatan Ibu
Ada satu hal yang selalu membuat saya rindu rumah: sambal buatan Ibu. Bukan hanya soal rasanya, tapi tentang kenangan dan kehangatan yang selalu menyertainya. Sambal Ibu punya cita rasa yang sulit saya temukan di mana pun, bahkan di tempat makan paling terkenal sekalipun. Ada perpaduan pedas, gurih, dan sentuhan cinta yang membuatnya begitu istimewa.
Saya ingat, setiap kali makan bersama di rumah, sambal itu selalu menjadi pelengkap yang wajib ada di meja. Kadang, meski lauknya sederhana, sambal buatan Ibu membuat segalanya terasa lebih nikmat. Entah bagaimana, setiap ulekan cabai, garam, bawang, dan bumbu-bumbu lainnya terasa begitu pas. Rasanya seperti ada cerita yang dituangkan di dalamnya, sebuah rasa yang hanya bisa dibuat oleh tangan yang penuh kasih sayang.
Saat jauh dari rumah, rasa sambal itu sering muncul di ingatan saya, membawa bayangan tentang kehangatan meja makan keluarga. Bukan hanya soal makanan, tapi tentang momen-momen kecil yang tak tergantikan: melihat Ibu dengan sabar mengulek sambal di dapur, bercanda bersama saat makan, atau hanya sekadar menikmati pedasnya sambal sambil tertawa karena kepedasan.
Sambal buatan Ibu bukan hanya makanan, tapi juga simbol cinta dan kebersamaan yang selalu saya rindukan. Rasanya, setiap pulang ke rumah, hal pertama yang ingin saya minta adalah sambal itu, untuk mengingatkan kembali betapa berharganya momen sederhana di rumah.
No comments: