Terima Kasih, Juli

Memulai Juli dengan harapan yang baik. Berharap berbagai kesusahan yang melanda bisa hilang dan dunia kembali seperti dulu kala.


Namun, kenyataannya di bulan ketujuh ini semua belum baik-baik saja. Kehilangan demi kehilangan terus menghampiri banyak orang. Tangis tiada henti terjadi di mana-mana. Termasuk manusia yang harus tergopoh kesana kemari mencari sesuap nasi. 


Keadaan di bulan Juli memang berbeda. Dunia seakan semakin mencekam dan mencekik kehidupan. Semua tidak nyaman. Terkurung dalam banyak rasa ketakutan dan kesedihan. Akan tetapi, harapan harus terus ditanam. Kehidupan yang diberikan Tuhan tentunya harus memiliki makna. Semua harus tetap berjalan di tengah keterbatasan yang melanda.


Aku bersyukur dengan banyak hal baik yang tetap hadir di dalam hidup. Termasuk di dalam bulan Juli. Jelas ini merupakan salah satu jawaban dari doa. Terutama dari orang yang selalu ada dan menjadi penyemangatku, Ibu.  


Untuk itu, cerita yang aku dapatkan di bulan ini tampaknya harus aku bagikan. Begini, entah berasal dari mana, berawal dari jagat maya aku menemukan sosok perempuan yang tampaknya tidak terbayangkan kehadirannya. Dari Instagram. Platform populer milik Facebook ini menjadi jembatan penghubung dan jalan awal tentang pertemuan dua insan. Komunikasi terjalin intens hingga akhirnya berawal dari sini, aku dan sesosok perempuan ini bisa bertemu. 


Tentu aku tidak bisa banyak berkata di awal pertemuan dengannya, aku lebih suka meminjam kalimat pak Sapardi untuk menjelaskan sosok perempuan tersebut. Kurang lebih begini, ''Perempuan itu tidak bisa dieja kecantikannya; ia adalah kalimat utuh yang tak cukup sekedar dilisankan.'' 


Jadi banyak kecocokan sebenarnya di antara kita.  Namun, apa salahnya jalani dan nikmati saja dulu semua. Semoga keindahan bisa didapatkan nantinya.

No comments:

Powered by Blogger.