Generasi Z dan Zero Waste Lifestyle: Siap Memulai Bersama?
Kasus meledaknya TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Leuwigajah, Cimahi, Jawa barat pada tahun 2005 menjadi sebuah memori kelam akan buruknya penanganan sampah di negeri ini. Bencana ledakan gunung sampah tersebut bahkan menyebabkan 150 orang kehilangan nyawa dan tidak kurang dari 86 rumah juga terkena dampak akibat ledakan tersebut. Sampah memang menjadi persoalan pelik di negeri ini. Kesadaran yang rendah akan dampak sampah, daya tampung TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang kebanyakan sudah overload, sampah plastik yang mencemari lingkungan, dan beragam lainnya menjadi tantangan bagi kehidupan di masa depan.
Sudah saatnya masyarakat berperan aktif dalam hal ini, terkhusus para generasi Z. Sebagai generasi muda, sudah sepatutnya generasi Z--yang dianggap konsumtif oleh sebagian orang, turut berkontribusi aktif dalam upaya mengurangi penggunaan sampah dan juga dalam kegiatan mengolah sampah agar dampak negatifnya bisa diminimalisir. Salah satu andil dalam upaya ini yaitu dengan memulai zero waste lifestyle. Gaya hidup ini dianggap sangat relevan dan berdampak sangat positif bagi lingkungan.
Zero waste lifestyle bukan berarti sebuah gaya hidup yang menganggap bisa me-nol-kan sampah sampai tiada sampah dalam kehidupan. Istilah ini diperuntukkan supaya ketika kegiatan sehari-hari kita sebisa mungkin mengurangi penggunaan bahan atau material yang mencemari lingkungan. Terutama jika bahan ini cuma sekali pakai, seperti kantong plastik, sedotan plastik, dan lain-lain yang masih berhubungan dengan hal itu. Perlu digarisbawahi bahwa gaya hidup ini tidak menganggap barang-barang tersebut sebagai ‘’kriminal’’, akan tetapi menanamkan pada diri sendiri supaya mampu mengendalikan diri dari perilaku konsumtif dan menyukai hal-hal yang praktis.
Zero waste memiliki sebuah poin penting yaitu meminimalisir penggunaan sampah dan ini tidak cukup hanya dengan daur ulang. Terkhusus bila meninjau kegiatan dan pengetahuan seputar daur ulang di Indonesia yang terbilang rendah. Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan bahwa hanya 7% sampah di Indonesia yang dapat dikompos dan didaur ulang, sedangkan 69% produksi sampah hanya ditimbun di TPA dan produksi sampah harian bisa mencapai ratusan ribu ton.
Generasi Z dapat memulai gaya hidup zero waste dengan menolak pemakaian barang-barang yang berbahan tidak ramah lingkungan, sulit terurai, dan hanya sekali pakai. Wajib dilakukan penolakan barang-barang tersebut apabila berpotensi menjadi sampah dan memberi dampak yang negatif di bagi lingkungan.
Dalam menerapkan gaya hidup ini, generasi Z tentu akan menerapkan sebuah konsep yang dikenal dengan 5R. Bea Johnson dari Zero Waste Home mengenalkan bahwa 5 R ini yaitu: “Refuse, Reduce, Reuse, Recycle, Rot” atau dalam bahasa indonesia berarti “Menolak, Mengurangi, Menggunakan Kembali, Daur Ulang, Membusukkan.”. 5R bisa menjadi pedoman dalam mengubah gaya hidup supaya menciptakan sedikit sampah dan memakai sumber daya alam secara bijaksana.
Selain itu, jikalau dalam sehari-hari generasi Z menerapkan gaya hidup ini beragam manfaat pun akan datang, seperti:
1. 1. Hidup Lebih Sehat
Kebiasaan mengonsumsi produk instant yang dikemas plastik tentu sangat berbahaya. Bukan hanya untuk lingkungan, akan tetapi untuk diri sendiri juga. Penerapan zero waste lifestyle bisa menjadikan lebih sehat karena menjadikan kita lebih senang dengan produk yang alami (non-kemasan) seperti sayur dan buah sehingga berdampak sangat positif baik untuk lingkungan maupun tubuh sendiri.
2. 2. Hemat
Kebiasaan menggunakan plastik sekali pakai, membeli kopi dengan kemasan plastik, membeli makanan ringan dalam kemasan bisa kita kurangi apabila menerapkan gaya hidup zero waste. Kita akan menjadi lebih hemat karena kita akan lebih peduli lagi dengan skala prioritas dalam pembelian barang dan tentunya menjadi lebih ramah lingkungan.
Untuk itu, penerapan zero waste lifestyle di kalangan generasi Z sangatlah berdampak besar, terlebih apabila gerakan ini bisa jadi pemantik dan diterapkan pula oleh masyarakat pada umumnya. Dengan produksi sampah Indonesia yang menyentuh angka ratusan ribu ton per hari, maka jika gerakan ini berjalan setidaknya jumlah sampah yang terdapat pada TPA di seluruh penjuru negeri dapat berkurang dan setidaknya bumi dapat tersenyum dalam sementara waktu.
Jadi, apakah kalian para generasi Z siap memulai zero waste lifestyle? Tunggu apalagi? Yuk, kita mulai sekarang!
No comments: