Menaruh Harap Kepada Para Pemain Muda

Pesepakbola muda, Bagus Kahfi. Sumber: Antara.com


Akhir-akhir ini dunia sepakbola Indonesia menjadi ramai. Tarik-ulur transfer Bagus Kahfi memicu perbincangan di seluruh pecinta sepakbola Indoensia. Sempat dikagetkan dengan keluh-kesah sang pemain di media sosial, para netizen pun langsung menyerbu media sosial miliki Barito Putra. Kisah tidak hanya berhenti disana, ternyata setelah beberapa berlangsung bola panas dan ketidakjelasan, Bagus pun meminta maaf akan kegaduhan. Federasi harus turun tangan, hingga akhirnya klub pun mengikhlaskan sang pemain untuk mengembara jauh ke Belanda bersama klub eredivisie--FC Utrecht.

Lalu mengapa hal ini sangat ramai di kalangan netizen--baca suporter? Apakah pemain muda sangat penting bagi sebuah kelangsungan tim nasional? dan apakah tepat menaruh harap kepada mereka?

Suporter memegang peranan penting bagi sebuah klub maupun tim nasional. selain menjadi sumber pendapatan sebuah klub, suporter juga memiliki sebuah fungsi untuk tetap menjadi watchdog bagi sebuah klub. Suporter berhak kritis kepada klub--timnas yang didukung. Penyebabnya adalah suporter dianggap mampu menjadi pihak netral yang tentunya tidak hanya apatis terhadap keputusan pengelola klub atau timnas, suporter harus bersikap progresif guna menjadikan klub maupun timnasnya menjadi lebih baik. 

Dalam negeri ini kita bisa mencontoh klub PS Sleman lewat BCS--suporter setia mereka. Kekurangan sana-sini dan kurang profesionalisnya PSS membuat mereka geram hingga akhirnya mengeluarkan tuntutan--bahkan sampai memboikot pertandingan. delapan poin tuntuan mereka keluarkan, mulai dari pembinaan pemain muda, mess pemain, lapangan latihan, marketing dan bussines development, penghapusan peran dan posisi ganda, pemanfaatan ofisial media PSS, penyelenggaraan pertandingan, sampai SOP dalam perusahaan pengelola klub. Poin yang dikeluarkan pun akhirnya dipenuhi walau belum semua.

Dalam persoalan Bagus Kahfi, suporter jelas rewel. Seretnya prestasi tim nasional yang cuma mampu menjadi runner up di kejuaraan bertaraf ASEAN, amburadulnya liga Indonesia, dan gemilangnya timnas U-19 yang moncer lewat garuda select menjadi tolok ukur. Publik berharap banyak kepada Bagus dan kolega, apalagi tawaran dari Utrecht belum tentu datang dua kali. 

Lainnya, banyak pemain berlabel timnas yang dianggap kurang profesional, bermental manja, hingga berada di zona nyaman level liga Indonesia sehingga Bagus Kahfi dianggap sebagai salah satu representasi calon pemain yang bakal membawa kemajuan baik untuk pemuda Indonesia termasuk timnas-nya dan menyusul Egi, Witan, dan Brylan yang leboh dahulu berkarir di luar negeri.

Kita bisa berkaca dari kesuksesan timnas Jepang di level Asia. Mereka membangun akademi dengan rapih, berjenjang dan profesional serta membiarkan para pemain muda untuk menambah jam terbang di Eropa. Terbaru bahkan dalam kualifikasi piala dunia, skuad mereka tidak ada yang diambil dari liga lokal. Mengejutkan!

Hal lain, berbicara tentang pentingnya pemain muda bagi kelangsungan timnas, hal ini tentu sangat penting.  Pemain muda dibutuhkan guna menjadi regenerasi dari pemain yang mulai beranjak tua. Keberadaan pemain muda yang matang dan berkualitas tentunya dibutuhkan oleh tim nasional. Timnas U-19 sudah mencoba hal ini, khususnya memanggil pemain keturunan yang terdapat di luar negeri. 

Pemain yang berkarir di luar negeri khususnya negara-negara Eropa dianggap memiliki kelebihan baik dari segi disiplin, karakter, maupun taktik. Mereka sudah biasa dalam lingkungan yang profesional sehingga hal tersebut nantinya akan berpengaruh secara langsung pada tim nasioanl kita.

Dengan munculnya para pemain muda apalagi mereka berani berkarir ke luar negeri tentu bakal menjadi hal positif untuk kemajuan sepakbola tanah air yang dikenal jauh dari profesional hingga marak akan mafia pertandingan. Posisi timnas pun bisa dikatrol khususnya guna meraih target yang berkepanjangan--tidak hanya instan, dan juga meraih piala di ajang yang bergengsi, bukan hanya sebatas negara-negara ASEAN. Timnas harus mampu bermimpi terkhusus untuk lolos ke piala dunia.

Tingginya harapan tentu wajar. Namun sebagai seorang suporter tentunya wajib untuk tetap mengapresiasi dan mengkritisi para pemain muda. Kasus Egy yang hampir dua tahun ini kesulitan dalam karir harus dimaklumi suporter. Datang dari tanah air dan berlaga di kasta tertinggi salah satu liga di Eropa bukan perkara mudah, perlu kerja keras dan waktu yang tidak sebentar. Jangan sampai  malah sampai menyerang akun media sosial klub tersebut. Suporter harus terbiasa dengan sebuah proses. Perjuangan pemain dan sebuah timnas butuh jalan yang panjang. 

Semua proses yang berjalan secara keras dan panjang pasti akan menghasilkan sebuah prestasi yang memuaskan. Semoga dengan harapan yang ditaruh kali ini tidak salah. Bukan tidak mungkin timnas di masa depan bisa  meraih trofi piala dunia. Mari percaya proses sebab hasil tidak akan mengkhianati usaha. Termasuk kesabaran suporter Indonesia yang mendamba kemajuan sepakbolanya, semoga cepat tercapai. Amin. 

No comments:

Powered by Blogger.