Gelap yang Tak Kunjung Terang
Lima tahun terakhir merupakan waktu yang sangat berat, baik bagi pribadi maupun keluarga. Keegoisan dan kesalahan fatal membawa dampak begitu besar. Dampak yang akan selalu melekat sampai kembali ke liang lahat.
Memang, tiada manusia yang luput dari salah, tiada manusia yang lalai, dan tiada manusia yang sempurna. Akan tetapi, kesalahan yang berulang dan terus dilakukan membuat kabut gelap ini seakan selalu ada. Entah sampai kapan.
Semua mencoba bangkit, begitu pun saya. Saya mencoba menjalani kehidupan sebaik mungkin, hari demi hari. Saya selalu berharap punya kesempatan dan peluang terhadap apa pun di depan sana. Namun selama lima tahun terakhir, saya merasakan bahwa berbagai hal yang saya miliki harus dibatasi dan saya terbentur berbagai hal untuk bisa keluar. Bisa dibilang, saya tidak punya pilihan.
Saya menyadari, memang kita tidak bisa menyalahkan satu pihak saja. Saya dan semua sudah memaafkan. Namun, keegoisan dan rasa ingin menang sendiri selalu menjadi alasan yang mempersulit keadaan. Entah ini takdir atau memang ujian yang tak berakhir.
Saya selalu mencoba tersenyum. Percintaan, karier, dan keuangan coba saya jalankan sebaik mungkin. Saya selalu mencoba bangkit dari tahun ke tahun dengan segala keterbatasan dan ketidaknyamanan. Terlebih, pelabelan dan apa pun itu akan tercap seumur hidup di dalam diri saya.
Saya akan selalu berjuang. Berjuang demi kehidupan yang lebih baik. Gelap yang tak kunjung terang, tidak apa-apa. Saya hanya bisa berjalan melewati semuanya, meskipun terkadang sendirian. Sunyi. Hanya riak dan suara bising yang berteriak di kepala. Tak apa. Saya percaya besok akan lebih baik. Besok akan selalu ada harapan. Jangan sampai padam. Saya percaya.


No comments: